Berapa Frekuensi Bayi Buang Air Besar yang Normal dalam Sehari?

Berapa Frekuensi Bayi Buang Air Besar yang Normal dalam Sehari?
Credit: Freepik

Bagikan :


Frekuensi buang air besar pada bayi baru lahir terkadang membuat orang tua cemas. Pasalnya, bayi yang baru lahir memiliki frekuensi buang air besar yang berbeda dari orang dewasa. Dalam sehari, bayi dapat buang air besar hingga lebih dari 2 kali sehari. Sebaliknya, beberapa bayi juga mengalami tidak buang air besar sama sekali selama beberapa hari. Lantas, berapa frekuensi bayi buang air besar yang normal dalam sehari?

 

Frekuensi Buang Air Besar (BAB) Bayi Baru Lahir

Pada bayi baru lahir, kotoran pertama bayi disebut dengan mekonium. Kotoran ini tidak berbau, dan umumnya berwarna hijau dan sedikit lengket. Mekonium terdiri dari zat yang dicerna bayi selama di dalam kandungan seperti air, cairan ketuban dan lendir, karena itu teksturnya lengket dan gelap. Setelah mengeluarkan mekonium pada 24 jam pertama kelahiran bayi, kotoran si kecil akan mulai berubah warna dan tekstur seiring dengan asupan ASI dari ibu yang mulai diterima bayi.

Bagi orang tua, penting untuk memerhatikan kebiasaan buang air besar pada bayi. Kondisi kesehatan bayi terutama kesehatan pencernaannya dapat dilihat dari kondisi kotoran (feses) hingga frekuensi BAB bayi.

Frekuensi BAB bayi baru lahir berbeda-beda, tergantung pada asupan susu yang diberikan pada bayi. Biasanya, bayi yang mendapat asupan ASI memiliki frekuensi BAB yang lebih sering dibandingkan bayi yang mengonsumsi susu formula.

 

BAB pada bayi dengan ASI:

Pada bayi dengan ASI, frekuensi BAB dapat berlangsung 3-12 kali dalam sehari. Konsistensi tinja umumnya lebih encer, berwarna kuning pucat dan terkadang mengeluarkan bentuk seperti biji cabai. Hal ini terbilang normal sehingga orang tua tidak perlu khawatir. Kotoran bayi juga umumnya tidak berbau, pertanda kondisi bayi sehat.

BAB bayi dengan susu formula:

Pada bayi yang mengonsumsi susu formula, warna fesesnya umumya kuning terang atau cokelat dengan tekstur lebih kental. Selain tekstur yang berbeda, kotoran pada bayi yang minum susu formula biasanya lebih bau dari bayi yang minum ASI. Sedangkan untuk frekuensi, bayi dengan susu formula umumnya memilik ifrekuensi BAB 1-4 kali dalam sehari dan akan menurun setelah beberapa bulan berikutnya.

Kapan Perlu ke Dokter?

Meskipun frekuensi BAB bayi terbilang lebih sering, hal ini bukan berarti bayi mengalami diare. Namun orang tua perlu khawatir jika kotoran bayi menunjukkan tanda-tanda berikut:

  • Frekuensi BAB bayi meningkat diiringi aroma kotoran bayi yang lebih menyengat dari biasanya
  • Frekuensi BAB bayi meningkat dan tekstur tinja berlendir
  • Tinja bayi mengeluarkan darah, berwarna kehitaman atau keputihan
  • Bayi menunjukkan tanda dehidrasi seperti badan lemas dan tidak aktif, mudah rewel, popok kering dan bibir terlihat lebih kering.

Frekuensi BAB bayi baru lahir berbeda-beda, tergantung dari kondisi kesehatan bayi dan asupan susu yang dikonsumsi. Bayi yang memiliki frekuensi BAB sering tidak selalu berarti diare, begitu juga pada bayi yang jarang BAB. Jika Anda melihat perubahan frekuensi dan konsistensi tinja ketika bayi BAB diiringi dengan bayi tampak rewel atau kesakitan maka sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.

 

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 19:30

Condon, S. How Many Times a Day Does a Breastfed Baby Normally Poop?. Available from: https://www.babycenter.com/baby/diapering/how-many-times-a-day-does-a-breastfed-baby-normally-poop_8832

Villines, Z. (2020). How Often Should a Newborn Poop?. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/how-often-should-a-newborn-poop#

Chertoff, J. (2018). Poop in Breastfed Babies: What to Expect. Available from: https://www.healthline.com/health/parenting/breastfed-poop#